Monday, June 30, 2008
ngonthel bersama athar
Hari Sabtu Minggu, kita (saya dan Athar) nyempetin menyalurkan kesamaan hobby kita, yakni ngonthel. Mari kita ngonthel sayang ... Sekalian Athar nyoba sepeda barunya yang dia pilih sendiri, huhuuuy. Sepeda lamanya di lungsurin ke adeknya. Pagi-pagi dah siap bawa minum, dan kita ngonthel di sekitar komplek rumah. Mampir ke taman, nah yang foto berduaan itu pakai timer, terus yang fotoku sendiri yang ngambil foto si Athar. Bakat jadi tukang foto :D. Sambil mengayuh pedal, emaknya bercerita, Le .. Le kamu enak, kelakon dibeliin sepeda ortumu sak milihmu!, dulu emakmu ini belajar sepedanya makai sepeda onta mbahmu, nabrak pohon kates *pepaya, nyemplung kalen dah biasa. Sampe gede pun ngga dibeliin sepeda, punya sepeda baru SD kelas 3, itupun sepedah jengki Item, gak mbois blass. Jauh dari idaman Emakmu, yakni sepeda mini berkeranjang.
Goa, India
Go to Goa, India. .. pertama kali dikasih tahu bahwa harus ke Goa untuk tugas kantor yang terbayang pertama adalah pilem India, nehi nehi! Dan sepertinya dulu pernah dengar Goa ... Goa .. ada hubungan dengan sejarah perdagangan indonesia jaman dulu. Yang jelas, tipikal wong Indonesia, kalau dah mendekati hari H baru grudak gruduk, keliatan ndak di plan sama sekali. Pengurusan visa, tiket dan lain-lain kurang lebih 1 minggu sebelum berangkat. Mefet banget. Dan dengan pedenya, saya ndak mau di bookingin hotel sama mbak Endang sekretaris divisi. Booking sendiri ah ... setelah googling sana sini, ketemulah venuenya, di desa Benaulim, Goa Selatan, India. Dibantu oleh http://www.wikimapia.org, also http://maps.google.com. Lengkap deh ancer - ancernya. Jadi bisa bayangin daerahnya kayak apa. Dan ternyata pada kenyataannya tidak seperti bayangan saya. :D Bagaimana ceritanya ? Hyuuuk..
Tranportation.
How to reach Goa ? Secara geografis, Goa berada di South India, nah map-nya saya attach ya. Dari Indonesia, saya harus transit ke Changi Singapore (Jakarta-Spore: 1.3 jam), lanjut ke Mumbai India (Singapore-Mumbai : 4.5 jam), Transit di Mumbai menuju Goa Airport (Mumbai-Goa : 1 jam). Dari Goa dijemput kendaraan hotel perjalanan 45 menit menuju Desa Benaulim, south Goa. Belum termasuk menunggu jadwal terbang di airport. Memang perjalanan kali ini adalah perjalanan yang paling mengharu birukan, kenapa ? Waktu mendarat di Mumbai Internasional Airport *dulunya namanya Bombay, haruuuu pol, ternyata ada toh yang lebih kotor daripada Bandara kita Cengkareng. Pas landing yang terlihat adalah rumah-rumah semi permanen yang jaraknya hanya beberapa meter dari landasan pacu, dari seng-seng dan terpal. Sejauh mata memandang. Yang lebih runyam lagi, kang bajaj kok yo bisa masuk Internasional Airport … trong tong trong tong tong tong tong ….. Merdeka Indonesiaaaa !!!
Local Citizen
Karena Goa dulunya adalah bekas jajahan Portugis, hampir 150 tahun, kebanyakan warganya Kristen Katolik, Seperti sopir taxi yang membawa saya ke hotel, namanya John Fernandes, kulitnya agak gelap, mereka klaim kulit mereka sebenarnya fair, agak menghitam karena matahari dan pengaruh pesisir sahaja. Jadi .. keinginan ketemu wajah wajah seperti Sakhruk Kahn, Aiswarya Ray, Karina Kapoor di Goa, sepertinya ngga mungkin hihihihi, nek pengen ketemu wajah-wajah seperti mereka ya di Bombay, Bollywood. Oh Mas Sakhruk. Bahkan si Fernandes ini mblendes, gak kenal Aiswarya Ray dan gak bisa bahasa Hindi acay acay, tapi Inggrisnya joss. Hampir semua warga Goa bisa bahasa Inggris. Karena diajarkan di sekolah. Sedangkan Goa sendiri punya mother language that is Konkana. Tapi tidak ada script.
Akomodasi
Secara Goa adalah pesisir pantai, jadi ya hotel bertebaran di sepanjang pantainya. Tapi maap-maap aja, bagus Bali, kalah jauuuh jika mau dibandingin ma pantainya Bali. *padahal saya ke Bali hanya sekali, kok bisa banding2in yaa wooh katrok. Kebetulan tempat acaranya ya di Hotel rujukan, katanya the most beautifull hotel in Goa, Taj Exotica. Dapet rate 157 USD per night, plusnya dapat makan 3x, pagi siang malam. Masih Bagus Bali ... Ada juga hotel hotel murah di sekitaran Taj Exotica. Ratenya jika melalui travel agent bisa around 40 – 70 USD, tapi kok yo gak begitu bersih, katanya 3 star tapi kaya kelas melati. Untung saya cuman 2 malam di sono, selanjutnya nginep di Taj Exotica, nyerah liat kemprohnya. Bagi backpacker ada juga sewa tempat untuk tenda, per malam sekitar 21 USD.
Tempat Rekreasi
Ya pantai .., nah itu pict yang diambil pas sunset at Benaulim Beach. Kebetulan waktu culture session, setengah hari kita dibawa oleh host forum ke tempat-tempat di Goa, aku pikir bakalan exotis nih tempat2nya. Lak kok ngglethek, tempatnya ya gitu-gitu saja. Pertama dibawa ke Old Goa, legenda Big Foot. Kemudian kita dibawa ke Old Church yang dibangun Portugis. Nothing impressed. Kemudian dibawa ke down town nya, namanya Panaji. 42 km from hotel. Kotanya kecil, ya kaya Tulungagung kali *endi meneh kuwiii, ganok di peta. Berharap bisa beli souvenir2 buat teman-teman kantor, lah kok ngga ada yang India sekali, adanya kerang-kerangan gitu. Di desoku juga okeh rek begituan. J yang asli Goa sih katanya cashewnut, kacang mete. Okelah, kita beli yang rasanya ngga ada di Indonesia, nek asin gurih mah sak bajek di Jakarta, kita pilih rasa ‘masala’. Sari pun tak ada banyak disana … mahal pulak. Wegiah tuku ah.
Makanan
Nah ini yang saya suka, makanannya mantabs nian. Karinya enaaak tenan, pedesss dan rempahnya kayaknya sedikit berbeda dengan rempah masakan padang di Indonesia. Main foodnya ya nasi kemudian selalu ada juga naan, seperti kulit martabak, tapi di bakar, makannya dicelupin ke kuah kari. Teman-teman dari Taiwan mengeluh, too spicy jadi disana mereka hanya makan roti, pity :D. Bagi saya no problem. Gurung pernah tak sambelin trasi siih. Semaput pora kepedesan dan baunya. Nyooosss.
Seminggu di India saya rasa belum cukup, pingin ke Taj Mahal deketnya Delhi (yang ini jauh), ke Gangga atau muter-muter ke Mumbai, kok ya di takutin orang India asli, katanya traffic jump nya gilak. Jadi transit di Mumbai ya bengong di Bandara ngobrol ma teman-teman Malay yang bernasip sama. Terdampar di Mumbai 5 jam. Mau keluar, macet dan sepet juga liat koper yang gede2. Untung koperku kecil. Benar kata Fizah, kalaupun ada uang berlebih, belum tentu kita ke India kan ? Bener frend … nikmati saja, gratong. Thanks to my company and my boss also, akhirnya kelakon liat India minus artis Bollywood. Huuuu……..
Tranportation.
How to reach Goa ? Secara geografis, Goa berada di South India, nah map-nya saya attach ya. Dari Indonesia, saya harus transit ke Changi Singapore (Jakarta-Spore: 1.3 jam), lanjut ke Mumbai India (Singapore-Mumbai : 4.5 jam), Transit di Mumbai menuju Goa Airport (Mumbai-Goa : 1 jam). Dari Goa dijemput kendaraan hotel perjalanan 45 menit menuju Desa Benaulim, south Goa. Belum termasuk menunggu jadwal terbang di airport. Memang perjalanan kali ini adalah perjalanan yang paling mengharu birukan, kenapa ? Waktu mendarat di Mumbai Internasional Airport *dulunya namanya Bombay, haruuuu pol, ternyata ada toh yang lebih kotor daripada Bandara kita Cengkareng. Pas landing yang terlihat adalah rumah-rumah semi permanen yang jaraknya hanya beberapa meter dari landasan pacu, dari seng-seng dan terpal. Sejauh mata memandang. Yang lebih runyam lagi, kang bajaj kok yo bisa masuk Internasional Airport … trong tong trong tong tong tong tong ….. Merdeka Indonesiaaaa !!!
Local Citizen
Karena Goa dulunya adalah bekas jajahan Portugis, hampir 150 tahun, kebanyakan warganya Kristen Katolik, Seperti sopir taxi yang membawa saya ke hotel, namanya John Fernandes, kulitnya agak gelap, mereka klaim kulit mereka sebenarnya fair, agak menghitam karena matahari dan pengaruh pesisir sahaja. Jadi .. keinginan ketemu wajah wajah seperti Sakhruk Kahn, Aiswarya Ray, Karina Kapoor di Goa, sepertinya ngga mungkin hihihihi, nek pengen ketemu wajah-wajah seperti mereka ya di Bombay, Bollywood. Oh Mas Sakhruk. Bahkan si Fernandes ini mblendes, gak kenal Aiswarya Ray dan gak bisa bahasa Hindi acay acay, tapi Inggrisnya joss. Hampir semua warga Goa bisa bahasa Inggris. Karena diajarkan di sekolah. Sedangkan Goa sendiri punya mother language that is Konkana. Tapi tidak ada script.
Akomodasi
Secara Goa adalah pesisir pantai, jadi ya hotel bertebaran di sepanjang pantainya. Tapi maap-maap aja, bagus Bali, kalah jauuuh jika mau dibandingin ma pantainya Bali. *padahal saya ke Bali hanya sekali, kok bisa banding2in yaa wooh katrok. Kebetulan tempat acaranya ya di Hotel rujukan, katanya the most beautifull hotel in Goa, Taj Exotica. Dapet rate 157 USD per night, plusnya dapat makan 3x, pagi siang malam. Masih Bagus Bali ... Ada juga hotel hotel murah di sekitaran Taj Exotica. Ratenya jika melalui travel agent bisa around 40 – 70 USD, tapi kok yo gak begitu bersih, katanya 3 star tapi kaya kelas melati. Untung saya cuman 2 malam di sono, selanjutnya nginep di Taj Exotica, nyerah liat kemprohnya. Bagi backpacker ada juga sewa tempat untuk tenda, per malam sekitar 21 USD.
Tempat Rekreasi
Ya pantai .., nah itu pict yang diambil pas sunset at Benaulim Beach. Kebetulan waktu culture session, setengah hari kita dibawa oleh host forum ke tempat-tempat di Goa, aku pikir bakalan exotis nih tempat2nya. Lak kok ngglethek, tempatnya ya gitu-gitu saja. Pertama dibawa ke Old Goa, legenda Big Foot. Kemudian kita dibawa ke Old Church yang dibangun Portugis. Nothing impressed. Kemudian dibawa ke down town nya, namanya Panaji. 42 km from hotel. Kotanya kecil, ya kaya Tulungagung kali *endi meneh kuwiii, ganok di peta. Berharap bisa beli souvenir2 buat teman-teman kantor, lah kok ngga ada yang India sekali, adanya kerang-kerangan gitu. Di desoku juga okeh rek begituan. J yang asli Goa sih katanya cashewnut, kacang mete. Okelah, kita beli yang rasanya ngga ada di Indonesia, nek asin gurih mah sak bajek di Jakarta, kita pilih rasa ‘masala’. Sari pun tak ada banyak disana … mahal pulak. Wegiah tuku ah.
Makanan
Nah ini yang saya suka, makanannya mantabs nian. Karinya enaaak tenan, pedesss dan rempahnya kayaknya sedikit berbeda dengan rempah masakan padang di Indonesia. Main foodnya ya nasi kemudian selalu ada juga naan, seperti kulit martabak, tapi di bakar, makannya dicelupin ke kuah kari. Teman-teman dari Taiwan mengeluh, too spicy jadi disana mereka hanya makan roti, pity :D. Bagi saya no problem. Gurung pernah tak sambelin trasi siih. Semaput pora kepedesan dan baunya. Nyooosss.
Seminggu di India saya rasa belum cukup, pingin ke Taj Mahal deketnya Delhi (yang ini jauh), ke Gangga atau muter-muter ke Mumbai, kok ya di takutin orang India asli, katanya traffic jump nya gilak. Jadi transit di Mumbai ya bengong di Bandara ngobrol ma teman-teman Malay yang bernasip sama. Terdampar di Mumbai 5 jam. Mau keluar, macet dan sepet juga liat koper yang gede2. Untung koperku kecil. Benar kata Fizah, kalaupun ada uang berlebih, belum tentu kita ke India kan ? Bener frend … nikmati saja, gratong. Thanks to my company and my boss also, akhirnya kelakon liat India minus artis Bollywood. Huuuu……..
Friday, June 20, 2008
tamu-tamu cantik
Sabtu minggu kemarin, rumah kita kedatangan Nona-nona cantik, eh yang atu udah nyonya dink. Mereka adalah Jeng Menik, Jeng Retno and Jeng Nisa. Nah yang Menik tuh udah jadi Nyonya, cuman kesian Die, ditinggal suaminya jd TKI ke Saudi, jadi die serasa free aja di Jakarta haha. Gak popo yoh, sing penting fulusnya tebal Jaya, ketere-tere dulu ditinggal suami golek duit, tersenyum kemudian hihihihi. Who are they ? hyuk, para Jeng2 tadi adalah my ex classmate di STM dulu. Eit jangan bayangkan STM tuh isinya berandalan2, salah besar, yang bener isinya preman-preman. Lho!! Nha yang Menik and Retno pernah satu kost ma saya dulu. Ya nggak prend ..
Memang sudah berencana dari bulan kapan itu mereka mo main ke rumah, sekalian ke tempat Nene, njenguk Bayi Fais. Kita janjian Sabtu jam 9 ketemu di ITC Depok, setelah itu lanjutt ke rumah Nene. Cuman sayang saya katroxnya kumat, HP ketinggalan di rumah. Yaelah, akhirnya dengan nelpon kesana kemari pake hape Bapak, dapet dah nomor Nisa and Menik. Enak wes dikunjungi tamu2 ini, gimana gak, kita bebas ngerumpi di kamar atas sambil nonton dvd and nyemil. Sementara anak-anak sama Bapaknya di bawah. Dasar mbok yang katrox. Gpp lah, Athar juga anteng ngegame. Aisha gak rewel. Emboknya bebas ngobrol tanpa interuption. And mereka tak masakno rawon, piye rek enak gak ? Mantabs donk, keluweknya aja di import dari Negara Tulungagung kok, trasinya also :D.
Lha iyo toh, nek ketemu mereka tuh kita pasti endehoi mengenang masa-masa kere di sekolah dulu .. hayyah. Buat kenang-kenangan ya rek, dan untuk mensyukuri nikmat Allah sekarang pastinya. Retno and Menik pernah atu kost sama saya, kebayang ndak, untuk kost kita dapet special rate jaman sakmono 25 rb per person per month th 96-98 nan, bapak kost dosen Unbraw. Thanks Pak. Namanya sapa ya pak kost kita kok lupa ? Terus untuk makan sehari-hari kita urunan 10 ribu per bulan tiap orang. Ha 10 ribu?? Yup!! Untuk beras, bawa sendiri2 dari rumah :)). Masaknya gimana ?? Ya, ada yang punya tugas masing2, Retno biasanya belanja tiap pagi di lapangan, terus aku and Menik masak siangnya. Jangan harap pulang sekolah dah ada nasi kebul2 beserta lauk pauk menanti seperti kebanyakan teman-teman kita yang lain, mereka ada catering atau tinggal beli aja, ya karena jatah bulanan dari ortu mereka berlebih, kita memang dari keluarga prihatin ya rek :)) midle gitu dah, gak nggumun. Pulang sekolah, kita berjuang dulu di dapur :D. Tapi memang, menikmati makan siang dikala laparr nikmatnya luar biasa. Subhanallah. Tapi memang kalo ngga diakali dengan masak sendiri pengeluaran bisa membengkak, belum buat SPP dan beli buku-buku, alat gambar teknik yang bagi kami saat itu mahal.
Alhamdulillah, sekarang dah bisa tersenyum semua toh yo, Retno dah jadi project manager di perusahaan IT bergengsi, malah dah mau go Internasional, gajinya jangan tanya dah :D, untuk ukuran kita dah OK banget, si Menik dah di BUMN perusahaan telpon ternama, suaminya Go Internasional juga, Nisa di BUMN pemilik setrum negara :D, alhamdulillah, dan saya cukup jd officegirl sahaja di perusahaan yg dibeli Qatar Telecom. :)). Hahaha ... kita semua officegirl kan ? Mosok officebencis :D. Rek...tetep tawaddu' ya, dimanapun kalian berada, jangan lupakan keprihatinan kita dulu ... hidup adalah perjuangan *sutrisno bachir banget sih, hoek.
Subscribe to:
Posts (Atom)